Agustin H. J Respir Indones. 2011; 120-1.
Tuberkulosis (TB) masih menjadi penyakit infeksi yang mematikan dengan jumlah pasien mencapai jutaan orang di seluruh dunia. Tuberkulosis hingga saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat penting di dunia. Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi bakteri tuberkulosis dan menurut World Health Organization (WHO) jumlah terbesar kasus TB terjadi di Asia tenggara yaitu 33 % dari seluruh kasus TB di dunia. Pada tahun 2008 di Indonesia diperkirakan terdapat 566.000 kasus TB dan menyebabkan kematian sekitar 90.000 setiap tahunnya. Insidens TB meningkat pada mereka yang kondisi imunitasnya terganggu seperti infeksi Human Immunodeficiency virus (HIV) dan Diabetes Melitus (DM) 2. Tujuan objektif pengelolaan TB adalah pengobatan, menghentikan transmisi bakteri dan mencegah munculnya resistensi obat. Risiko untuk mendapatkan infeksi M. tuberkulosis tergantung kepada banyaknya serta konsentrasi kuman M. tuberculosis di lingkungan tersebut, yang berhubungan dengan lokasi geografi dan sosial ekonomi. Risiko terinfeksi menjadi penyakit TB juga tergantung daya tahan tubuh seseorang. Walaupun menjadi masalah epidemi global TB secara umum menyerang populasi di negara-negara miskin dan 98% menyebabkan kematian. Diperkirakan 2 milyar penduduk dunia mendapat infeksi laten Mycobacterium tuberculosis (M tuberculosis). Pada tahun 2005 tercatat 8,9 juta kasus baru TB dan 1,8 juta jiwa meninggal karena TB.
Perubahan pola masalah kesehatan global telah terjadi selama 2 dekade terutama penyebaran HIV dan Drug Resistance TB (DR TB). Sepertiga dari 40 juta jiwa yang terinfeksi dengan HIV akan mendapat koinfeksi TB sehingga angka kematian meningkat secara bermakna. Peningkatan DRTB telah menjadi salah satu masalah penting dalam pengendalian tuberkulosis global. World Health Organization me-nyatakan bahwa surveilens merupakan bagian dari strategi Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS).