Zaini J. J Respir Indones. 2011;31(2):51-2.
Pada konsensus GINA sebelumnya, derajat beratnya asma dibedakan menjadi beberapa kelompok dan berkaitan dengan gejala, keterbatasan aliran napas serta fungsi paru, yaitu Intermiten,
Persisten ringan, Persisten sedang dan persisten berat. Namun perlu diketahui bahwa derajat asma tidak hanya berkaitan dengan keparahan penyakitnya, tetapi juga dengan respons terhadap
terapi. Contohnya adalah pada asma dengan gejala berat disertai hambatan jalan napas hebat ternyata dapat terkontrol penuh hanya dengan pemberian terapi dosis rendah. Derajat beratnya asma juga
bukan merupakan gambaran statis, melainkan dapat berubah dalam waktu beberapa bulan ataupun tahun.
Kelemahan klasifikasi asma sebelumnya berdasarkan derajat beratnya asma adalah ketidakmampuan dalam memprediksi jenis terapi yang dibutuhkan dan menilai respons terhadap terapi
itu sendiri. Atas dasar inilah penilaian derajat kontrol asma dikembangkan sehingga diharapkan menjadi lebih relevan dan bermanfaat untuk memonitor penyakit sekaligus menjadi pedoman terapi. Penilaian ini akan sangat bermanfaat jika dilakukan pada saat
pertama kali terdiagnosis asma dan secara periodik/berkala selama terapi dijalankan, misalnya satu bulan sekali.
Instrumen untuk menilai derajat kontrol asma cukup sederhana, dan memiliki beberapa parameter yang dapat dinilai baik oleh pasien sendiri ataupun dokter (seperti tercantum dalam konsensus GINA
2009).