Sutoyo DK. J Respir Indones. 2009;29(1)
Bronkitis kronik ditandai dengan batuk dan produksi sputum yang berlebihan (ekspektorasi) dengan disertai rasa kelelahan/lemah dan tidak nyaman akibat batuk kronik berdahak tersebut. Penyakit ini menimbulkan dampak baik fisik maupun psikis yang tidak sederhana kepada yang penderitanya dengan efek samping pada kualiti hidupnya. Penderita dengan bronkitis kronik mengalami eksaserbasi yang cukup sering sepanjang tahunnya, terutama pada saat musim penghujan atau musim dingin pada negara dengan 4 musim. Data setiap tahunnya di Poliklinik PPOK RS Persahabatan, menunjukkan kunjungan meningkat 3-4 kali pada bulan November sampai dengan
Februari dibandingkan bulan-bulan lainnya. Kejadian eksaserbasi merupakan episode perburukan gejala respirasi yang berulang mengakibatkan penurunan fungsi paru, perburukan kualiti hidup dan peningkatan kebutuhan perawatan medis (kunjungan ke
dokter, penambahan medikasi, emergensi, rawat inap, dll). Dengan kata lain eksaserbasi akut bronkitis kronik adalah penyebab utama rawat inap dan kematian pada penderita bronkitis kronik. Lima puluh persen penderita bronkitis kronik mengalami episodik
eksaserbasi > 2 kali dalam setahunnya dengan seperlimanya membutuhkan rawat inap pada eksaserbasi tersebut dan sebagiannya membutuhkan perawatan di ICU. Banyak pula penderita bronkitis kronik dengan rawat inap membutuhkan ulang (readmission) karena gejala yang menetap dan berkepanjangan. Penyebab tersering dari eksaserbasi adalah infeksi virus pernapasan dan infeksi bakteri, penyebab lainnya seperti polusi lingkungan,
gagal jantung kongestif, emboli paru, pemberian oksigen yang tidak tepat, obat-obatan seperti narkotik dan lain-lain.
Proses yang kompleks merupakan kombinasi berbagai mekanisme adalah patofisiologis yang bertanggung jawab untuk terjadinya bronkitis kronik. Efek kombinasi mekanisme tersebut menghasilkan kolonisasi bakteri dan infeksi kronik yang berkontribusi terhadap kejadian eksaserbasi dan kerusakan mekanisme pertahanan paru
yang berakibat memudahkan terjadinya eksaserbasi dan demikian steerusnya. Lingkaran yang saling berkaitan tersebut dikenal dengan vicious circle pada bronkitis kronik, sehingga pendekatan yang ideal penanganan yang berakibat memutuskan mata rantai lingkaran tersebut.