Prasenohadi. J Respir Indones. 2010;30(1).
Obstructive sleep apnea syndrome (OSA) adalah suatu penyakit yang mulai banyak dijumpai dengan tanda dan gejala seperti terbangun dengan rasa tercekik, hipertensi dan / atau fibrilasi atrial, mendengkur, lingkar leher yang besar, laki-laki atau perempuan pascamenstruasi, obesitas, dilaporkan oleh pasangan tidur dengan apnea atau tercekik, tertidur saat mengemudi. Penyakit ini meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dan berhubungan dengan diabetes tipe 2, penyakit jantung koroner dan penyakit serebrovaskular serta secara bermakna menurunkan kualitas hidup. Jika tidak ditangani dapat mengakibatkan depresi berulang ADHD dan berbagai gangguan kronik lainnya. Sehingga mengatasi gangguan tidur merupakan hal penting terutama ketika tertidur waktu siang hari.
Pemeriksaan standar untuk mendiagnosis OSA adalah polisomnografi yang dilakukan pada semua pasien dengan dugaan kelainan ini. Semua pasien yang didiagnosis dengan OSA harus mendapatkan edukasi tentang pentingnya mengubah gaya hidup, terutama untuk menurunkan berat badan dengan program Alert Well And Keeping Energetic (A.W.A.K.E). Semua pasien dengan penurunan berat badan 10-15% harus dinilai gejala-gejala OSA dan membutuhkan penanganan dengan PAP.
Penanganan OSA ringan dapat satu atau beberapa modalitas seperti oral appliances, positive airway pressure devices, pembedahan. Sedangkan penanganan pasien dengan OSA sedang dan berat yaitu penggunaan positive airway pressure devices. Pasien yang tidak toleran dengan pemberian tekanan jalan napas positif atau tidak adekuat dengan pemberian tekanan udara positif saja, dapat dianjurkan untuk tindakan bedah.
Kata Kunci: Obstructive sleep apnea, OSA, gangguan tidur, atrial fibrilation
wahyu mustadi
yahud dok